Tuesday, May 12, 2009

Bahaya Mengintai di Keseharian

Banyak pengendara kurang sadar akan kesehatan jangka panjang. Padahal sering terjadi, penyakit timbul akibat kelalaian di tempat kerja. Di lingkungan biker, bahaya penyakit kronis seperti paru-paru selalu membayangi.

Pekerjaan apa saja yang bisa berakibat fatal jika lalai pakai pengaman atau masker. Menurut dr. Abraham, semua bahan kimia berakibat buruk dalam tubuh manusia. “Tapi tergantung daya tahan atau imunitas tubuh. Kalau orangnya kuat, penyakit yang timbul dalam jangka waktu lama. Tapi kalau daya tahannya rendah, bisa timbul lebih cepat,” ujar dokter praktik di Jl. Hang Lekir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tining,

BERMAIN DENGAN CAT
Keseharian bermain dengan cat adalah paling rentan dengan penyakit paru. Apalagi kalau selama bekerja tanpa memakai masker dan pelindung tangan.

Cat merupakan bahan mudah menguap. Untuk pengecatan motor, cat semprot akan mengubah menjadi bentuk aerosol yang mudah terisap. Sehingga lebih mudah masuk ke dalam tubuh manusia. Bisa melalui pernapasan, kontak kulit maupun oral. Kandungan bahan kimianya dapat menyebabkan kanker terutama kanker paru.

Bahan kimia lain dalam cat semprot, adalah hidrokarbon (HC). Bahan ini mudah menguap dan dapat menimbulkan sensasi euforia dan halusinasi. “Penyerapan yang tinggi mempengaruhi kesehatan paru bahkan dapat menyebabkan kematian,” tambah dr. Muktar Iksan, Sp. P.MARS, dari program kajian kesehatan kerja RS Persahabatan, Jakarta.

Cat semprot lebih berbahaya daripada cat kuas. Selain itu cat dapat mempengaruhi beberapa organ lain seperti susunan saraf pusat, hati, ginjal, kulit, mata, organ reproduksi, jantung dan paru.

Faktor manusia juga mempengaruhi. Seperti kebiasaan merokok, kecepatan aliran udara, pernafasan, dan ukuran paru. Kejadian kanker paru akan meningkat setelah 20 tahun tahun lebih, tergantung ketahanan manusianya.

PEKERJA SPBU


Hampir setiap hari petuga yang bekerja SPBU menyerap uap yang keluar dari bahan bakar yang dituang. Untuk satu pekerja, dalam sehari sekitar 6 jam. Dalam seminggu seumpama kerja 6 hari, maka 12 jam. Sebulan 360 jam, setahun 4.320 jam. Rata-rata orang kerja 20 tahun. Bayangkan berapa banyak zat yang terkandung dalam BBM terhirup.

Kandungan ada dalam bahan bakar seperti sulfur, zat warna berbahaya jika terserap ke dalam paru-paru. Zat sulfur jika terserap dalam tubuh dalam kadar tertentu menimbulkan iritasi sistim pernafasan.

Bahkan pada orang yang sensitif lebih mudah terkena iritasi ini. Sehingga sulfur dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita sistem pernafasan.

POLISI DAN KURIR


Petugas polisi di jalan dan kurir jelas tiap hari menghirup asap kendaraaan, polusi dan debu. Zat yang terkandung dalam polutan dan debu dengan mudah mengancam tenggorokan. Dalam jangka waktu tertentu menyerang paru.

“Jika terus menerus, bisa menyerang darah. Itu bisa merembet ke bagian penting tubuh manusia lainnya,” ungkap dr. Abraham.

Unsur kimia berbahaya yang terdapat akibat pembuangan gas yakni CO (Carbon monoksida) dan HC (Hidrocarbon). Gas CO mengikat oksigen di dalam darah. “Itu sebabnya, seseorang bisa mati lemas setelah menghirup gas ini,” jelasnya.
posted by WIRRO at 2:56 AM   0 commnets

Don’t Die For Nothing

Di jalanan, nyawa riders bisa jadi hanya ditentukan oleh dua roda dan kondisi jalan. Apalagi riding sangat ditentukan gaya gravitasi yang berhubungan langsung dengan keseimbangan seseorang.

Fakta di jalanan, faktor bahaya ini banyak ditemui di jalan-jalan tanah air. Jika di Malaysia, lembaga aduan kerusakan jalan bisa efektif, di Indonesia banyak nyawa melayang karena infrastruktur yanag rusak. Apa boleh buat, bikers sendirilah yang harus waspada menghadapi kondisi ini. Terlebih di musim hujan, hati-hatilah agar nyawa kita tak tersia-sia!


LATIH KEPEKAAN SAAT RIDING


Ini berkaitan dengan kondisi jalan yang akan dilewati. Jalanan basah sangat beda dengan melindas jalan kering. Terlebih jika aspal basah bercampur Lumpur dari galian-galian yang dilakukan pemerintah kota. “Untuk itu, kecepatan jangan melebihi 60 km/jam, terlebih skubek yang rata-rata punya diameter roda yang kecil,” jelas Joel D. Mastana, instruktur safety riding dari Bintaro.

Karakter jalan beton adalah lebih licin saat hujan. Walau pembuatnya memberikan arsiran untuk mengurangi kelicinan, kemungkinan ban sliding tetap aja gede! Paling pas adalah mengurangi tekanan ban sekitar 5 psi depan-belakang. Pergunakan maksimal engine brake motor dan pindahkan ke gigi rendah dengan halus.

Dalam kondisi jalan berlumpur, coba manfaatkan jalur bekas dilindas truk atau mobil. Ini membantu agar lumpur yang dilindas tak terlalu tebal. Khusus trek basah, pengereman dilakukan seimbang 50 persen depan dan 50 persen belakang.

JANGAN SENEWEN MENGHADAPI HAMBATAN KECIL

Speed trap (gundukan polisi tidur rendah tapi banyak), mata kucing, atau cold plastic (cat jalan raya) adalah sesuatu yang dipasang demi safety. Bro harus jeli menghadapi hambatan ini terutama saat hujan.

Kenyataannya, kita atau ‘lawan’ di jalanan seringkali terganggu akan kehadiran peranti ini. Mereka bisa saja melakukan manuver mendadak atau ngerem secara tak sistematis. Tugas kita adalah mengantisipasinya secara tepat!

“Bagi bikers membeda ketinggian seperti saat melindas ST bisa mengagetkan,” buka Subhan, dari SRP Facilities Development Sub Dept. Safety Riding Promotion Dept, PT Astra Honda Motor.

Bro tak perlu mengerem mendadak sebelum melindasnya. “Kami sudah merancang speed trap sedemikian rupa hingga tidak membahayakan. Rancangan ini sudah diuji terlebih dahulu Setelah dilalui, barulah ST berguna untuk memberi tahu pengguna jalan untuk mengurangi kecepatannya secara berkala,” buka Achmad Yani petugas dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Direktorat Keselamatan Transportasi Darat.

“Ikutin aja, riding position, pegangan di setang dan bahu kuat namun fleksibel,” tambah Subhan. Cold plastic di jalur busway atau underpass sebenarnya tak membuat jalan semakin licin.

Tapi secara psikologis, warna tersebut bisa saja mengganggu. ”Pihak DLLAJ sudah melakukan uji coba keselamatan dan tidak mengarah kesimpulan kalau pengecatan ini melicinkan jalan,” jelas A. Yani. Jadi konsentrasi jangan sampai teralihkan.

Mata kucing atau reflector mau tak mau harus diwaspadai dan bikin handling amburadul jika terlindas. Beberapa teman bikers yang merasakan melindas mata kucing ini mengaku kerepotan.

“Roda motor jadi kurang terkendali dan mengagetkan. Apalagi untuk motor jenis skubek yang lingkar rodanya lebih kecil,” aku Hafil Pramudya, penunggang Yamaha Mio.

PERLINTASAN KERETA API? NO PROBLEM!

Kris Julianto, awak MOTOR Plus punya pengalaman khusus melindas rel ini. AKibat terlalu seringnya dilewati, profil rel semakin menonjol. “Harus 100 persen rata saat melindas. Maksudnya harus men-T secara sempurna. Miring sedikit saja, roda tak bisa melewati rel dan malah mengikuti alur rel. Ini membuat pengendalian jadi nol, kehilangan traksi dan Bro bisa jatuh!,” wanti Kris.

Secara spontan, rider kadang menambah kecepatan saat melintas rel. Mungkin terkena mitos kereta yang datang mendadak hingga ingin buru-buru dilewati. Faktor kecepatan tinggi inilah yang menyebabkan celaka.

Tenang saja, lindas dengan sempurna tapi sebelumnya lihat kiri-kanan untuk menyakinkan. Jangan sekali-kali menerobos lintasan ya!
posted by WIRRO at 2:50 AM   0 commnets

Beda Gaya Hindari Gedubrak...

Umumnya, teori pengereman dari kecepatan tinggi menggunakan komposisi 40 persen rem belakang dan 60 persen rem depan. Tapi awas! Pengalaman membuktikan, gaya seperti itu tidak pas untuk pengguna skubek.

Sudah banyak yang gedubrak, nggelosor di aspal pakai jurus demikian. “Untuk posisi jalan lurus dan aspal yang enggak licin, gaya ngerem begitu masih bisa dilakukan. Tapi kalau posisi motor agak miring sebelum masuk tikungan, justru potensial terpeleset,” terang Andi Fajar, pembalap seeded asal Lampung, yang sehari-hari naik skubek juga.

Logis, sih. Kan diameter roda skubek lebih kecil. Sementara kecepatan tinggi memberi dorongan beban tambahan saat braking. Wajar kalau dipaksa malah jadi gampang terpeleset. “Apalagi, sekarang banyak modif rem depan dengan piringan gede dan cakram yang kekuatannya lebih. Kalau enggak pas komposisinya, peluang sangat besar,” tambah Andi yang sering menjumpai kasus serupa, terutama pada cewek pengguna skubek.

Cara pengereman di balap skubek bisa jadi referensi. Meski ngebut dan nikung, mereka jarang terpeleset. “Caranya tentu beda dengan bebek atau motor sport yang bejek rem depan lebih kuat,” terang Ergus, pembalap asal Ciputat, yang kini sering balap skubek juga.

Begini jurusnya. Sebelum masuk tikungan, rem belakang lebih dulu mendapat porsi lebih besar. Tekanan pada rem depan hanya untuk mengimbangi. Komposisi jadi dibalik 40 persen rem depan dan 60 persen rem belakang. “Baru setelah beban dorongan yang diperoleh dari kecepatan motor berangsur berkurang, komposisi dibuat seimbang antara depan dan belakang,” terang pria yang baru saja melepas masa lajangnya itu.

BERHENTI DI TANJAKAN

Pengereman yang kurang tepat saat berhenti di tanjakan juga bisa bikin celaka. “Kalau mau berhenti di tanjakan, jangan cuma rem depan. Apalagi kalau bawa boncengan. Berpeluang merosot,” ingat Andi.

Maksudnya, meski roda depan ngunci, tetapi tetap akan geser ke belakang. Karena, bagian depan skubek tidak mampu menahan beban berat dari tengah ke belakang. “Paling aman. Misal tanjakan di lampu merah, tangan jangan lepas untuk pegang rem depan-belakang,” tambahn
posted by WIRRO at 2:40 AM   0 commnets

Monday, May 11, 2009

Hot From Thailand

Final Yamaha Asean Cup Race ke-6 di Bang Na, Thailand, (18-19/1) lalu, bukan semata menyuguhkan balap. Seabrek hiburanheboh juga ikut disuguhkan. Termasuk ajang contezt modif yang memang layak diintip. Tidak dipungkiri kalau sampai sekarang karya modif Thai masih jadi acuan modifikator Tanah Air. Berikut oleh-oleh paling hot from Thailand.

Yamaha Spark 135 : Trial Harian

Kalau di Indonesia, ini Jupiter MX 135LC. Ciri trial mudah dikenali lantaran tidak pakai jok. Juga tidak terlihat bentuk tangki bensin. Sehingga cuma sasis deltabox dan sepatbor belakang yang tampak, selain tipe ban dan suspensi depan-belakang.

Nah, di Spark 135 bikinan Thailand ini justru berubah konsep. Sudah dilengkapi jok dan tangki minimalis. Bahkan sepatbor belakang ikut dipermanis lampu rem belakang, sein dan moncong knalpot. Namanya juga modif jalanan.

Yamaha Spark 135 : Disemplak Predator

Mahluk paling ganas di serial film Predator yang dibintangi aktor laga yang juga gubernur California Arnold Swazeneger, memang terkenal doyan membunuh lawan. Tapi di antara para kontestan modif yang hadir, mahluk ini justru nyemplak Spark 135. Tampilan motor bahkan nyaris tidak terlihat.

Kalau modifikator lokal bilang, modifikasi yang mengandalkan part bekas itu beken disebut biomechanical. Sebab unsur mekanik dan mahluk hidup bersinergi di jarahan ini.

Yamaha Mio Fino : Burung Merak Bermesin
Tampilan Mio Fino yang klasik, sulit untuk dikembangkan jika tidak punya konsep tepat. Sebab kalau keluar jalur, hasilnya rawan menyimpang dari tema utama.

Paling simpel, boleh tiru konsep yang ditawarkan modifikator Thai di Mio Fino ini. Mengambil tema unggas yang juga terkenal di Indonesia. Hasilnya, modif burung merak bermesin ini jauh dari mengecewakan.

Yamaha Mio ZR : Low Rider Futuristik

Konsep low rider bukan semata mengarah ke tampilan klasik seperti kebanyakan. Di Thailand, ubahan memperpanjang lengan ayun berkolaborasi dengan desain futuristik modern.

Tampak di cover bodi depan dan tengah yang muncul corak tribal berlubang. Serta penambahan aksen bodi kit di sayap. Yang hebat bukan cuma jok yang dilengkapi adjustable. Meski kaki depan mengandalkan monoarm berselimut kondom, hasil akhir tetap rapi.

Yamaha Nouvo Elegant : Elegan Bangets!



Kenapa Em-Plus mengklaim Yamaha Nouvo Elegant ini elegan bangets. Sebab kalau lihat tampilan sekarang, rasanya cuma orang pilihan dan yang punya citra rasa tinggi yang boleh nyemplak.

Bisa lihat pada ubahan di sektor bodi yang lebih mengutamakan unsur motor masa depan. Didukung pemilihan warna klasik hingga kesan motor berkelas lebih muncul.

Dan yang tidak terbayang sebelumnya, sang builder menciptakan nuansa emosional bagi yang melihat. Terutama ubahan di sektor kaki depan dengan konsep langan ayun bulan sabit.

Yamaha Nouvo Elegant : Rangka Galvanis

Kalau yang lain berani main cover bodi. Modifikator satu ini nekat mengolah pelat galvanis dan aluminium babet jadi rangka utama. Dan hasilnya, jauh dari konsep utama skubek.

Unsur nekat itu bisa dirinci dari ubahan pada rancangan sok depan, segitiga, setang, tulang utama, dudukan jok. Hingga tulang tengah alias centre bone sebagai pegangan lengan ayun serta mesin juga berubah. Yang patut diacungi jempol, proses penyambungan antara masing-masing komponen tadi menggunakan las argon.

Virus Skubek Thailand : Roda 12 Inci

Skubeker di Negeri Gajah Putih memang tidak pernah kering ide. Kalau di Indonesia lagi tune-in ban gambot pendukung tampilan low rider dan hot rod. Di tanah kelahiran raja Bhumibol Adulyadej, justru berkembang tren adopsi ban ring kecil.

Namun ban kecil yang dipakai bukan ukuran untuk ban Vespa dengan ring 10 inci. Meski lebar dan tinggi profil tapaknya mirip, yaitu 80/90. Cuma lingkarnya yang lebih besar 2 inci yaitu 12 inci.

Kabarnya, skubeker pengguna ban 12 inci banyak diterapkan pengguna Mio Fino. Tentunya guna mendukung tampilan yang klasik. Tapi pada kenyataannya, banyak juga skubek lain menerapkan itu.


Cakram Tengah

Satu lagi ide menakjubkan ikut disodorkan. Kalau biasanya piringan atau cakram pasang di luar teromol dan jari-jari, kali ini komponen pendukung sistem pengereman dipasang di dalam jari-jari. Kebayang nggak gimana cara kerjanya.

Namun setelah dipelajari lebih dalam, memang banyak ubahan dialami pada pelek roda itu. Seperti penempatan jari-jari yang tidak di tengah pelek setelah ganti dudukan cakram. Juga dudukan adaptor kaliper yang memaksa ubahan pada bagian tengah teromol.
posted by WIRRO at 8:47 PM   0 commnets

Karet Vakum Tentukan Akselerasi


Minggu lalu diulas cara memilih ukuran venturi karburator vakum untuk motor bore up yang tetap ingin irit bahan bakar. Tidak ketinggalan, seting spuyer dan sekrup udara pun turut dijelaskan bilamana lakukan pengganti peranti ini.

Meski sudah cukup lugas, ada satu hal yang terlupa. Yaitu memilih ukuran, bentuk serta posisi lubang karet vakum. Kenapa bisa begitu, lantaran besar-kecil ukuran lubang karet vakum sangat mempengaruhi cepat-tidaknya jarum skep ketika naik-turun di lubang piston skep. Apalagi karbu model ini kinerjanya tergantung dari kuatnya isapan piston, dan bukan dari cepatnya tarikan piston skep ketika grip gas dipelintir.

“Kalau lubang karet vakum besar, otomatis jarum skep cepat naiknya. Sebab tingkat kevakuman jauh lebih tinggi. Apalagi didukung venturi besar. Maka gas bakar yang masuk bukan cuma deras tapi juga cepat imbangi isapan piston. Akselarasi pun lebih ” ungkap Doran Satria mekanik bengkel C-Dov-DR.Tech. Tapi memilih besarnya lubang karet vakum, diakui pembalap bebek dan skubek asal DKI itu katanya gampang-gampang susah. Sebab semua kembali kepada keingin pemilik skubek, saat akan menerapkan karburator vakum dari motor apa yang pas dengan ubahan mesin.

Dari pengalaman Doran, besar lubang karet vakum terbukti sangat menentukan akselarasi. Sebagai contoh kenapa tarikan awal skubek Vario atau BeAT lebih responsif dari skubek lain. Padahal kalau lihat spek ukuran venturi kedua skubek ini, sama-sama memiliki diameter venturi 22 mm atau lebih kecil dari varian skubek yang ada. Dipertegas mekanik mangkal di Jl. Kahfi I, Kp. Setu, Ciganjur-Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Karena lubang karet vakum Vario dan BaAT yang posisinya di luar bodi karbu (bukan di moncong), terbukti punya diameter lubang lebih besar hingga memiliki tingkat kevakuman lebih tinggi. Tak dipungkiri jika naik atau bukanya jarum skep bisa lebih awal. Namun bila mesin bore up Vario atau BeAT kurang maksimal di putaran atas.

Penggunaan karbu vakum berventuri besar dan lubang karet vakum gede sah-sah saja bila ingin dilakukan. Seperti contoh Vario menerapkan karbu vakum punya Yamaha Mio. “Kenapa pakai karbu punya Mio (CV Mikuni NCV24), alasannya karena lubang venturinya lebih gede 2 mm daripada punya Vario (CV Keihin VK22). Selain itu penggantian karbu tak mengubah ukuran lubang karet vakum, karena sekilas memiliki ukuran lubang yang sama besar walau beda dimensi,” saran Doran.

Dan bukan cuma Vario aja, Bro. Pengalaman Doran, Suzuki Spin 125 atau Skywave 125 lebih sip pakai punya Mio. Meski lubang venturi Mio lebih kecil 2 mm dari Spin 125 (Mikuni BS26). Sementara buat mesin Mio bore up, kebanyakan pilih karbu vakum punya Yamaha Scorpio (Mikuni BS30). Lantaran lubang venturi dan lubang karet vakum lebih besar mengingat kapasitas silinder juga besar.

Penulis/Foto : Kris/Boyo
posted by WIRRO at 8:42 PM   0 commnets