Friday, September 26, 2008

Dehidrasi Ketika Touring, Awas Heat Stroke!



javascript:void(0)
Jika brother sedang touring dan tiba tiba jantung berdetak lebih kencang, suhu badan meningkat, lemas, dan mulai terasa pening dan mual. Menepi dan berhentilah! Itu gejala anda mengalami dehidrasi.

Istilah dehidrasi sudah tidak asing lagi. Dehidrasi, yang berarti kekurangan cairan tubuh (yang berfungsi membantu kerja organ tubuh) karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk, bisa menyerang para pengendara touring jarak jauh, Sayangnya banyak bikers yang tidak menyadari atau dianggap sebagai masalah sepele. Bahkan gejala dan tanda permulaan dehidrasi hampir tidak disadari para bikers karena biasanya rasa haus baru muncul setelah proses dehidrasi telah lanjut.

Padahal, jika hal itu terus dibiarkan, anda bisa mengalami "heat stroke" atau tubuh menjadi sangat panas. Keadaan seperti ini sangat membahayakan
kesehatan. Paling rendah konsentrasi berkurang atau hilang dan berhalusinasi ringan, jika dibiarkan akan tubuh akan kejang ringan hingga berat. Jika tak segera mendapatkan pertolongan maka terjadi Heat Stroke yang disebabkan kegagalan bekerja Susunan Syaraf Pusat. Ngeri kan bro?

Untuk diketahui, bila anda touring efektif selama lebih dari 2-3 jam, cairan yang hilang dari tubuh Anda setara dengan 3 gelas air. Perjalanan yang cukup jauh dalam touring, terik matahari, belum lagi jacket turing, helm, sarung tangan dan lain sebagainya merupakan faktor penyebab tidak langsung terjadinya Dehidrasi.

Kenapa bisa begitu? nih simak penjelasannya. Karena selama melakukan kegiatan touring, otot memproduksi energi yang sebagian besar ditransformasikan untuk meningkatkan suhu tubuh. Agar suhu tersebut tidak terlalu tinggi, maka tubuh akan mengeluarkan keringat.

Karena permukaan kulit tubuh yang demikian luasnya, dan jacket cukup tebal maka pada waktu keringat menguap, kalori untuk penguapan tersebut akan diambil dari panas tubuh. Dengan demikian suhu tetap stabil pada saat kita melakukan kegiatan fisik.

Untuk mengganti keringat yang keluar melalui pori-pori dibawah jacket kita,maupun air seni (urine), saat touring berlangsung, kita perlu asupan air. Jika konsumsi air minum tidak sesuai dengan yang dikeluarkan oleh tubuh, maka cairan sel-sel tubuh terpaksa dikeluarkan. Perlu diketahui bahwa dehidrasi sebesar 1% dari berat badan akan mengurangi energi beraktivitas sebanyak 10%. Begonoh bro, dah ngerti dong sekarang?

TIPS MENCEGAH DEHIDRASI

Trus biar gak dehidrasi gimana dong brother?

1. Minumlah minimal 2 gelas air putih atau minuman rendah gula 15 menit sebelum melakukan kegiatan kegiatan touring. Minumlah selama di Posko istirahat. Jika aktivitas berlangsung lebih dari 1 jam, air yang dipilih sebaiknya yang mengandung 6% gula (untuk 100 ml. air tambahkan 1 sendok teh madu atau 5 g gula pasir).

2. Jangan minum soft drink seperti coca cola, sprite, fanta, dll karena mengandung glukosa dan maltodekstrin (mengandung Gula/manis) yang justru menghambat penyerapan air yang kita konsumsi. Yang dibutuhkan adalah pengganti Elektrolit, karena kerja Jantung sangat membutuhkan elektrolit,

3. Saat tiba di lokasi tujuan disarankan minum air dengan kandungan gula 7% (untuk 200 ml. air: tambahkan 3 sendok teh madu atau 15 g. gula) ditambah sejumput garam. Minumlah air dengan kadar potasium tinggi jika aktivitas cukup lama, bingung atau ribet siapin aja ORALIT atau POCARI SWEAT.

4. Minuman energi biasanya merupakan minuman suplemen yang mengandung konsentrat gula sebesar 7% (artinya 7 gr gula untuk 100 ml. Air). Tapi ini bervariasi tergantung mereknya. Lihatlah komposisinya untuk mengetahui apakah gula yang ada sesuai dengan aktivitas touring yang Anda lakukan, apakah perlu dicampur dengan air putih atau tidak (agar konsentrasi gula tidak terlalu pekat).

Berikut tingkatan Dehidrasi :

1.
Heat disorder kumpulan gejala yang berhubungan dengan kenaikan suhu tubuh, antisipasi Bikers dengan cukup minum saja.

2. Heat stress/Heat dan mengakibatkan kekurangan cairan tubuh ,seperti : exhaustion, terasa panas dan tidak nyaman, karena dehidrasi, tekanan darah turun (Normal 120/80 mmHg) disini sebenarnya Bikers sudah mulai menurun tingkat kosentrasinya, ada beberapa yang disertai halusinasi ringan.

3. Heat cramps adalah spasme otot yang-menyebabkan gejala pusing dan mual. disebabkan cairan dengan elektrolit yang rendah, masuk kedalam otot, akibat banyak cairan tubuh keluar melalui keringat, sedangkan penggantinya hanya air tanpa elektrolit yang mencukupi.disini Bikers dalam keadaan kejang kejang ringan, local sampai berat, umum.Tidak disarankan memberikan cairan apapun lewat mulut.

4. Heat stroke disebabkan kegagalan bekerja Susunan Syaraf Pusat, minum biasa tanpa elektrolit dalam mengatur pengeluaran keringat, suhu tubuh dapat mencapai 40 C , disini Bikers sudah tidak sadar, dilarang memberikan apapun lewat mulut, karena bisa masuk Paru paru.

PERTOLONGAN PERTAMA
Pastikan untuk diletakkan ditempat teduh, copot atau longgarkan semua yang menekan tubuh, posisikan yang benar, jangan sampai pangkal lidah jatuh menghambat pernafasan hingga korban seperti di cekik, kalau fungsi jantung dan paru sudah melemah lakukan CPR segera.
posted by WIRRO at 11:42 PM   0 commnets

Mengenal Busi Palsu



Salah satu dari sekian banyak komponen spare part kendaraan yang sering dipalsukan `pedagang nakal` adalah busi. Ada saja cara yang digunakan seperti memproduksi tiruannya atau bahkan memoles barang bekas untuk dipakai kembali. Akibat memakai busi palsu dapat merusak kendaraan, disamping itu umur pakainya tidak lama. Namanya juga barang palsu, tentu kualitasnya tidak sebagus yang asli. Oleh karena itu berhati-hatilah membeli busi karena busi palsu banyak beredar di pasaran. Berikut ini beberapa petunjuk agar Anda dapat mengenali busi palsu :

1. Langkah pertama sebagai tindakan pencegahan :


Sebaiknya jangan membeli busi di sembarang toko spare part yang tidak jelas / tidak meyakinkan. Belilah di tempat yang terpercaya.

Biasakan mengamati busi asli dari merk yang biasa Anda beli sehingga Anda dapat membedakannya jika menemukan busi tiruannya.

Kalau perlu bawalah busi asli sebagai pembanding jika Anda ingin membeli kembali karena busi palsu sekilas penampilannya serupa namun tak sama.



2. Langkah kedua saat membeli busi amatilah secara fisik busi tersebut seperti misalnya:

Cermati warna keemasan pada busi dan lapisan keramiknya walaupun memiliki warna yang sama namun busi yang palsu biasanya warnanya lebih pudar.

Perhatikan part genuine-nya, yang asli berwarna putih sedangkan yang palsu agak keruh.

Perhatikan tipikal huruf pada merk/kode busi. Barang palsu biasanya tidak sama persis dengan yang asli seperti besarnya huruf, ketebalan cetakan, kemiringan huruf dll

Perhatikan permukaan center electrode. Busi palsu cenderung kasar dan tidak rata sedangkan yang asli permukaannya mulus.

Untuk busi bekas yang dipermak baru pasti telah dilakukakan pelapisan ulang sehingga perhatikanlah fisik businya. Misalnya center electrode-nya pasti lebih pendek dibanding yang baru dan berwarna cerah keabu-abuan akibat pelapisan ulang, padahal yang asli berwarna hitam. Warna keemasan yang berubah silver, keramiknya keruh dan terselip kotoran di celah badan

---Disadur dari DJSA
posted by WIRRO at 8:56 PM   0 commnets

Celah Busi Pengaruhi Konsumsi BBM


Celah alias gap busi yang sering dianggap sepele, ternyata bisa jadi faktor penyebab borosnya konsumsi BBM di motor. Makanya perawatan rutin alias servis berkala jadi sangat penting dilakukan. Salah satunya, pengecekan celah busi untuk mendapat konsumsi BBM paling ideal.

Kalau penasaran, bisa tengok buku servis yang sudah jadi kelengkapan sejak motor masih anyar. Setiap motor punya celah busi yang sudah disarankan pabrikan. Bila penyetelan di luar ketentuan, tak hanya BBM yang amblas, tetapi akselerasi dan top speed bisa tersunat.

Hubungannya dengan kinerja mesin sangat erat dengan waktu pengapian dan besarnya percikan api di ruang bakar. "Kalau celah busi terlalu rapat, tarikan awal sedikit berkurang dan gejala ngelitik terasa karena mesin menjadi cepat panas," jelas David Ahie, mekanik balap yang piawai di soal pengapian mobil.

Sebaliknya bila celah terlalu renggang, percikan api memang menjadi besar namun disertai penurunan stasioner (langsam) karena timing pengapian menjadi mundur. Berbuntut tenaga mesin menjadi enak tetapi konsumsi lebih boros.

Jadi, menurut Ahie sebaiknya setelan busi dibuat pas atau sesuai standar pabrik saja bila untuk pemakaian harian. "Kalau mau irit, rapatkan sedikit sekitar 0,1 mm atau gunakan patokan celah terkecil yang disarankan pabrik," terangnya.

Biar tidak penasaran, OTOMOTIF melakukan tes komparasi celah (kerenggangan) busi di Suzuki Thunder 125 yang masih ‘perawan' dari pabrik. Tes pakai busi anyar versi aftermarket merek Denso dengan kerenggangan 0,40 mm, 0,60 mm dan 0,80 mm.

Pakai bensin sejumlah 50 cc, mesin dihidupkan dengan putaran mesin konstan di 3.000 rpm. Asumsinya adalah pada putaran ini mesin dalam kondisi econo ride. Lalu mesin dihidupkan sampai 50 cc di gelas takar habis yang dibarengi pencatatan waktu.

Hasilnya cukup mengagetkan mengingat perbedaan celah busi hanya terpaut 0,20 mm setiap setelan. Dari penghitungan tes, kondisi celah busi pada setelan 0,60 mm paling hemat karena butuh waktu paling lama buat menghabiskan 50 cc bensin; 8,05 detik.

Sementara pada setelan 0,40 mm, bensin sebanyak 50 cc habis dalam waktu lebih cepat (7,43) detik yang dibarengi dengan suhu mesin lebih tinggi. Lain lagi saat busi disetel pada celah 0,80 mm. Bensin 50 cc di gelas takar habis hanya dalam waktu 6,48 detik. Dari data komparasi ini sangat menjelaskan bagaimana kerenggangan celah busi bisa berpengaruh ke konsumsi.
posted by WIRRO at 8:52 PM   0 commnets

Monday, September 22, 2008

Beberapa Kemungkinan Ban Motor Habis tidak Merata


Tidak sedikit pemilik sepeda motor yang bertanya, kenapa permukaan ban seringkali habis tidak merata, baik sebelah kanan atau kiri? Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui penyebabnya.

Beberapa anggota komunitas Suzuki-2Wheels (S2W) membagi pengetahuan dan pengalamannya soal keausan ban yang tidak merata. Berikut rangkuman beberapa pendapat mereka:

1. Bisa jadi pelek motor sudak tidak balance. Jika motor menggunakan pelek jari-jari (spoke), sebaiknya distel ulang. Bila Anda tidak mahir menyetel ulang pelek, bawalah ke ahlinya (tukang pelek) untuk disetel ulang. Kalau motor Anda memakai pelek racing (cast wheel) sebaiknya dipress kembali biar balance. Namun bila sudah didapati keretakan atau tidak memungkinkan disetel ulang, sebaiknya ganti pelek racing dengan yang baru demi keselamatan Anda.
2. Kemungkinan lain ban habis tidak merata, pemicunya adalah laher yang sudah oblak. Karena itu cek dengan teliti lahernya. Bila motor menggunakan dua sokbreker, cek sokbreker kiri kanan. Bisa jadi volume olinya tidak sama, atau posisinya miring sebelah.
3. Penyebab lain, kemungkinan terjadi karena pemasangan ban belakang dan ban depan tidak lurus. Untuk itu sebaiknya dicek lagi, namun jangan berpatokan pada strip, tapi patokannya pada kelurusan ban. Satu lagi, coba cek bushing swing arm. Bila sudah oblak segera ganti karena hal ini juga dapat mengakibatkan ban habis tidak merata.
4. Bisa juga cara duduk Anda di motor. Duduk yang tidak memusat, atau duduk yang agak miring sebelah bisa jadi menjadi penyebabnya. Pasalnya, bila posisi duduk agak ke kiri atau ke kanan, tumpuan beban menjadi berat sebelah. Hal ini dapat pula terjadi bilamana pembonceng seringkali duduk terlalu ke kiri atau kanan.
posted by WIRRO at 1:45 AM   0 commnets